
Bandung, 02 Agustus 2019 - Selain selfie dan Outfit of the Day (OOTD), memotret makanan sebelum disantap juga menjadi hobi baru anak zaman now supaya makin hits di media sosial. Apalagi, kini banyak pengguna media sosial yang merasakan keuntungan melakoni pekerjaan sebagai food photographer. Untuk menghasilkan potret hidangan yang menggiurkan dan menggugah selera, tentunya tak bisa asal jepret. Diperlukan teknik tertentu saat mengambil gambar. Nah, bagi Anda yang penasaran seperti apa? Simak trik jitunya berikut ini!
1. Cahaya Natural dari Sang Mentari

Jika Anda memang berniat menambah koleksi makanan untuk diunggah di media sosial, seperti Instagram, sebaiknya lakukan aktivitas tersebut sekitar pukul 09.00 – 10.00 atau pukul 16.00 – 17.00. Pemilihan waktu dilakukan untuk mendapatkan pencahayaan yang baik. Karena, tak semua restoran memiliki pencahayaan yang baik waktu malam hari. Social Media Executive Upnormal Coffee Roasters, Kadek Ferry juga mengatakan hal serupa. “Dalam hal memotret makanan, pemilihan cahaya sangat penting. Agar, pesan 3D dapat tersampaikan dengan baik melalui media foto (2D),” sambung Ferry. Berkat adanya cahaya yang memberikan efek shadow, dimensi setiap lekukan makanan juga akan semakin terlihat.
Tidak hanya itu, foto akan tampak lebih jernih dan natural melalui pengambilan gambar yang didukung pencahayaan memadai. Misalnya, dengan memilih lokasi yang berada dekat jendela. Sorotan cahaya dari jendela dapat memberikan kesan menggiurkan pada makanan yang difoto. Enggak percaya? Coba buktikan sendiri!
2. Styling itu Wajib
Visual makanan yang menggiurkan memegang peranan penting dalam food photography. Hal tersebut didapatkan dari kemampuan menata hidangran dengan cantik nan artistik dari seorang food photographer. Dalam praktiknya, Ferry menganjurkan untuk memilih properti tambahan yang sesuai dengan objek utama. Pemilihan properti tak hanya estetika saja, tetapi harus selaras. Sama halnya dengan background foto, usahakan sesuai dengan makanan yang akan dipotret.
“Misalnya, kalau memesan kopi, background-nya harus yang cocok, seperti buku atau laptop. Jangan sampai kita memesan kopi tapi background-nya peralatan bayi,” jelas Ferry.
Jika tidak ada properti yang sesuai, seorang photographer juga bisa memanfaatkan tekstur atau motif yang ada di meja makan. Syaratnya sama, harus sesuai dengan objek utama dari foto tersebut.
Tak kalah penting, seorang food photographer juga harus memadukan komposisi warna yang pas. Entah menggunakan berbagai kombinasi warna, memakai paduan warna monokrom, atau menyamankannya dalam satu warna.
3. Teknik Pengambilan Gambar
Diakui Ferry, angle pengambilan objek pun menjadi hal yang penting. Para pemula bisa memulai dengan mengaktifkan grid line yang ada dalam fitur kamera, sehingga dapat memusatkan objek utama di tengah, atau mengaplikasikan teknik pengambilan gambar ’45 Degree’ secara triangle, vertical line, dan diagonal line.
Dalam praktiknya, photographer dapat menata objek utama beserta properti menyerupai segitiga, kemudian mengambil gambar dari sudut 45’. Hasilnya, beberapa objek tersebut akan masuk dalam rekaman kamera. Sehingga, memberikan kesan komposisi gambar terasa makin hidup.
Kemudian, pengambilan gambar secara vertical line pada umumnya menampilkan unsur kuat dan dinamis. Bahkan, secara langsung menuntun mata para penikmat foto tertuju pada frame.
Dalam komposisi diagonal line, berbagai elemen dalam gambar diatur berdasarkan garis diagonal. Komposisi tersebut menegaskan perspektif, memberikan kesan kedalaman pada gambar, serta menambah dinamisme.
Selain itu, ada juga cara pengambilan flat lay yang belakangan booming di kalangan milenial. Teknik ini mengambil objek dari posisi atas atau bird eye. Menariknya, dengan teknik flatlay, photographer dapat memperlihatkan detail dari objek utama, sehingga cocok untuk memperkenalkan produk.
Teknik lain yang tak kalah seru adalah holding shot. Pengambilan gambar dengan cara ini dapat digunakan ketika cahaya yang ada di dalam ruangan kurang memadai. “Kita bisa meminta bantuan orang lain untuk memegang makanan yang akan difoto. Kemudian, melakukan sesi foto di luar untuk mendapatkan pencahayaan yang baik,” papar Ferry.
Berbagai tips food photography di atas tak lantas membuat kita langsung piawai tanpa adanya praktik. Jam terbang serta pengalaman akan membuat pengetahuan dan eksplorasi food photographer semakin luas, hingga bisa menghasilkan foto yang menggugah selara. “Harus tekun dan sering berlatih,” tutup Ferry dalam acara Sedekah Ilmu Bisnis ke-51 yang diselenggarakan di Warunk Upnormal Cikutra. (28/07).