
25 Juni 2019 - Kegiatan ngopi, saat ini sudah menjadi sebuah kegiatan yang wajib dan menjadi gaya hidup di kalangan milenial. Tumbuh nya coffee shop dan keren nya profesi barista, pada akhirnya membuat program-program training untuk menjadi seorang barista sangat diminati, bahkan menurut idntimes.com, profesi barista termasuk dalam ‘7 Profesi yang Banyak Dicari’.*
Upnormal, sebagai sebuah brand nasional asli dari Indonesia, yang juga konsisten untuk selalu ambil bagian dalam berbagai edukasi dan program yang menunjang perkembangan industri kopi di Indonesia, dalam rangkaian acara Grand Launching Paberik Kopi Upnormal – Etalase Kopi Jawa Barat Terbaik menggelar workshop bersama para pelaku bisnis kopi yang diselenggarakan pada 21 Juni 2019 di Coffeetarium Paberik Kopi Upnormal Coffee Roasters, Cihampelas, Bandung. Kegiatan workshop ini sendiri akan diisi oleh Adrian Maulana, Local Brand Ambassador Astoria, Prita Utami, Trade Marketing Manager Food Service Indomilk, dan Arnon Thitiprasert, World Latte Art Championship 2017 yang akan membawakan tips dan 3 hal wajib tau untuk seorang Barista. Simak faktanya dibawah ini:
Memahami Espresso Profiling

Bagi seorang barista menghadirkan secangkir espresso seperti membuat karya seni. Ada banyak faktor yang harus diperhatikan dan dijaga konsistensinya untuk menghadirkan cita rasa yang sesuai. Salah satu faktornya adalah temperatur yang dapat memengaruhi ekstraksi kopi.
Dalam penjelasannya, Adrian Maulana mencoba menerapkan perbedaan temperatur suhu antara 92 dengan 96 derajat. Hasilnya, semakin tinggi suhu, semakin merangsang tingkat keasamannya. Sedangkan hasil kopi yang menggunakan temperatur 92 derajat celcius menghadirkan rasa yang lebih manis.
Di beberapa mesin kopi, barista dapat menentukan dan mengendalikan pengaturan suhu yang digunakan. Mesin espresso dengan fitur ini, bisa membebaskan barista untuk bereksperimen dengan berbagai rentang suhu yang disukai. Suhu yang lebih rendah umumnya akan menghasilkan lebih banyak brightness dan taste yang lebih ringan dibandingan dengan suhu tinggi yang akan menghadirkan karakter lebih roasty dan intens.
Berbicara mengenai suhu, Mesin Kopi Plus 4U dari Astoria menawarkan keistimewaan dan kemudahan bagi para barista. Salah satunya dengan menghadirkan brewing grafik pada layar yang menampilkan secara visual pembuatan kopi Espresso. Dari fitur tersebut barista dapat mengatur temperatur, tekanan boiler, dan program dose yang cukup responsif dengan satu sentuhan ringan (touch screen). Tampilan menu yang ada juga mudah dipahami, sehingga memudahkan pengguna untuk lebih jauh memaksimalkan fitu lainnya yang sudah tersedia pada mesin tersebut.
Memilihi Jenis Campuran Susu yang Sesuai

Di tempat ‘ngopi’ ada banyak pilihan menu dengan campuran espresso based dan susu yang ditawarkan oleh setiap barista andalannya. Jenis minuman kopi yang dimaksud, misalnya cappuccino dan café latte. Sehingga tidak heran, jika Prita Utami, Trade Marketing Manager Food Service Indomilk menyampaikan bahwa ‘milk and coffee are best friends’.
Dalam praktiknya, mengaplikasikan susu dalam kopi panas berbeda dengan kopi dingin. Pada kopi panas yang berperan dalam pembentukan foaming adalah protein. Sedangkan untuk menghadirkan rasa yang lebih creamy, kandungan lemak menjadi salah satu yang berpengaruh. Susu dengan kandungan lemak terlalu tinggi dapat mengganggu rasa keseluruhan, bahkan menutupi karakter rasa.
Kemudian, memproses kopi dingin, protein dan kestabilan komponen dalam susu memberikan pengaruh yang cukup besar untuk menghasilkan tekstur pada minuman kopi yang dihidangkan. Sehingga penting bagi seorang barista mengetahui komponen baik yang ada dalam susu yang dapat digunakan untuk menghadirkan campuran susu dan kopi yang mengesankan.
Tidak lupa, dalam proses pengolahan beberapa jenis kopi, seperti café latte atau cappuccino, dibutuhan foam susu yang cenderung elastis, gampang dituangkan, dan memberi volume tambahan, sehingga proses pemanasan serta kandungannya pun harus diperhatikan.
Mengetahui Teknik Latte Art

Berbicara soal menjadi barista profesional tak lengkap rasanya jika belum membahas teknik latte art. Kali ini giliran World Latte Art Championship 2017, Arnon Thitiprasert yang secara spesial memberikan berbagai tips dan teknik dalam menghadirkan minuman Latte Art yang menarik.
Dalam proses penyajian Latte Art, seorang barista harus mengetahui komposisi dan kondisi khusus yang harus dipenuhi dari bahan yang digunakan, seperti espresso dan steamed milk yang diolah sesuai dengan standar. Selanjutnya, proses melukis di atas kopi tersebut juga sebaiknya menggunakan otot lengan dengan simetris, sehingga hasil gambarnya pun menjadi simetris. Tidak lupa sebaiknya, posisi jari tangan barista yang memegang cangkir pun tidak menyentuh bibir gelas, agar gelas tetap steril sampai di meja konsumen.
Setelah memahami dengan benar, tahap selanjutnya mulailah mempelajari motif-motif dasar pada latte art. Jadi, buat barista yang ingin belajar membuat motif latte art karya sendiri jangan terburu-buru, ada baiknya menguasai motif dasar terlebih dahulu seperti Love, Tulip dan Rosetta.
“Sebagai seorang barista profesional kita tidak hanya perlu berlatih Latte Art, namun kita juga perlu memahami tentang mesin kopi yang kita gunakan,” ujar Arnon.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
*sumber artikel: https://www.idntimes.com/life/career/toyota/profesi-yang-dulu-disepelekan-tapi-sekarang-banyak-dicari-csc